Rabu, 11 September 2013

MENGAPA HARUS SUJUD ?


[Shalat adalah Media Kesehatan]

Oleh: Drs. Abdurrachman, MA.

UMAT Islam dalam kesehariannya diperintahkan untuk menegakkan shalat, minimal 5 kali. Shalat yang 5 kali itu wajib dilakukan karena shalat mengandung hukmah yang luar biasa, di antaranya membangkitkan kinerja fisik yang berujung pada menyehatkan jiwa dan raga manusia. Hal ini dapat dibuktikan secara ilmiah melalui riset yang dilakukan betkali-kali. Perintah shalat yang menjadi kewajiban buat manusia itu bukan untuk Allah, namun diperuntukkan kepada manusia, karena manusia pada hakikatnya membutuhkan shalat. Untuk membuktikannya, lihat kalimat lanjutan dari tulisan ini.

Manusia ditakdirkan Allah untuk hidup di muka bumi. Ini bukan hanya kebetulan, namun deprogram oleh Allah dan Allah pasti mengetahui cara menyelamatkan umat manusia dari aneka ancaman. Di antaranya adalah ancaman penyakit dan kepunahan. Dengan demikian, maka Allah menjadikan bumi sebagai “rumah kediaman” yang layak huni bagi manusia. Salah satu yang dipersiapkan Allah bagi “rumah kediaman” manusia itu adalah diberikannya magnet kepada bumi untuk keseimbangan hidup manusia. Riset ilmiah menyatakan bahwa bumi kita mengandung magnet yang optimal bagi manusia. Medan magnet bumi sangat lemah bila dibandingkan medan magnet yang sering dimainkan anak-anak, sehingga tidak berbahaya, bahkan bermanfaat bagi manusia. Oleh karena itu, manusia setiap hari mesti menge-charge/ mengisi ulang medan magnet di tubuhnya. Pengisian ulang tersebut harus [wajib] dilakukan setiap hari minimal 5 kali, yaitu dengan melaksanakan Shalat Lima Waktu [dalam shalat lima waktu terdapat 34 kali posisi sujud], karena di dalam amalan shalat sebagai bentuk ibadah kita kepada Allah, terkandung hikmah yang luar biasa. Di dalamnhya ada gerakan sujud, yaitu gerakan ketika dahi seorang hamba Allah disentuhkan ke tanah/ bumi sebagai bentuk kepasrahan dan ketertundukan hamba kepada Allah.

Ketika kita berada pada posisi sujud inilah terkandung hikmah “pengisian radiasi medan magnet pada aliran darah [termasuk zat besi dalam darah] di kepala” sehingga membantu aliran darah ke seluruh organ tubuh, unsur-unsur besi di dalam tubuh dan darah bisa bekerja optimal karena terinduksi magnet bumi. Unsur besi ini akan lincah bergerak karena adanya magnet. Kelancaran aliran darah membuat kita semakin bergairah, stamina meningkat, kelelahan berubah menjadi kegembiraan. Bukankah teladan kita, Rasulullah Saw pernah bersabda, “Ju’ilat qurratu ‘ainin fish-shalaah” [Penyejuk mataku adalah ketika berada dalam shalat]. Hal ini mengandung maksud bahwa shalat adalah media istirahat bagi Rasulullah, sehingga mata menjadi sejuk. Mata yang sejuk adalah refleksi dari hati yang damai, tenteram. Apa yang tampak pada mata kita merupakan cerminan keadaan hati kita. Bagi Rasulullah, aktivitas shalat mampu menjadikan normalnya peredaran darah sehingga tubuh menjadi bergairah, kelelahan menjadi hilang. Jika sebuah urusan membuat Rasulullah bingung, maka dia segera memanggil Bilal, “Wahai Bilal, dirikanlah shalat dan hiburlah kami dengannya.” Oleh sebagian dari kita kadang-kadang shalat justeru masih menjadi beban. Mari kita perbaiki iman, agar perintah-perintah Allah benar-benar menjadi media “makanan” bagi jiwa kita sehingga semua perintah Allah menjadi kesenangan bagi kita.

Bagaimana halnya bila manusia tidak bersedia sujud kepada Allah, maka ia akan kekurangan medan magnet [unsur besi dalam darah jadi loyo]. Manusia yang tidak mau sujud kepada Allah, pasti dan pasti akan terasa sempit hidupnya, pelupa, banyak masalah, gelisah yang pada akhirnya menimbulkan banyak penyakit [stres, kanker, darah tinggi, stroke/ penyumbatan darah di otak, sukar tidur, dll.] Oleh karena itu, Rasulullah Saw menganjurkan shalat lima waktu bagi umatnya. Rasulullah bersabda, “Sedekat-dekatnya seorang hamba dengan Tuhannya adalah manakala si hamba itu bersujud. Maka perbanyaklah doa pada waktu sujud itu.” [HR. Muslim, Abu Dawud, dan Al-Nasa’i, dari Abu Hurairah].

Ketika terlupa dalam shalat, maka dianjurkan untuk bersujud [sujud sahwi] pada akhir shalat, sebagaimana disebutkan dalam hadis, “bagi tiap-tiap kelupaan itu, dua sujud.” [HR. Abu Dawud]. Dalam kasus “lupa,” terdapat tradisi sunah dalam ritual shalat bahwa ketika seorang hamba terlupa dalam shalatnya, maka dianjurkan menambah sujud dua kali setelah salam. Lupa terjadi karena berkurangnya aliran darah ke kepala [otak] sehingga kinerja memori otak jadi lambat, maka dengan menambah amalan sujud, terkandung hikmah bahwa aliran darah di kepala perlu mendapat gelombang magnetik yang dipancarkan tanah/ bumi, sehingga menjadikan darah lancar, dan manusia tersebut tidak lupa lagi. Manusia yang tidak bersedia shalat berarti dia lupa pada Allah, maka karena amalannya itu, Allah menjadikan manusia itu lupa pada dirinya sendiri, gila, hilang ingatan, sehingga Allah pun lupa kepadanya. Inilah malapetaka yang paling berbahaya di antara aneka musibah yang pernah diturunkan ke muka bumi.

Bila manusia dihinggapi beragam masalah yang dihadapi melebihi ambang batas kekuatan daya tampungnya, dan itu berbahaya bagi manusia, karena yang akan terjadi adalah kepala jadi pusing, jantung berdegup kencang, perut mual, halusinasi, kegelisahan yang amat sangat, dan lain-lain. Maka, apa yang harus dilakukan manusia dalam menghadapi fenomena ini? Bacalah anjuran Rasulullah Saw yaitu sujud. Dalam amalan sujud dengan meletakkan dahi ke bumi, maka medan magnet tubuh akan kembali mejadi normal. Bukankah bumi juga mempunyai sifat penetral Ardhe dalam istilah elektro [Ardhe berasal dari bahasa Arab, yaitu Ardh= bumi]. Bacalah hadis, “Sesungguhnya tanah dijadikan untukku sebagai pencuci/ pembersih.” Dalam konteks ini, bumi berfungsi juga sebagai “penetral,” dengan kita sentuhkan dahi ke tanah [sujud] maka aliran magnet di tubuh kita menjadi normal kembali, sehingga selamatlah ia dari tekanan masalah yang dihadapinya. Selamatlah hamba Allah yang sambil bersujud membaca “Maha Suci Allah Yang Maha Quddus.”

Bumi tempat kita berpijak memiliki “al-Qadr,” yaitu ketentuan yang diberikan Allah kepadanya yang mampu menetralisir gelombang apa pun yang memasuki tubuh manusia. Siapa yang sujud, maka ia akan selamat, dan orang yang tidak mengenal tradisi sujud/ shalat, maka ia akan binasa. Perlu diingat bahwa gelomnbang elektromagnetik mampu menembus lapisan apa saja, mampu menembus dinding rumah kita, medan magnet mampu menembus substansi bukan magnet, menembus tulang tengkorak kita. Terhadap fenomena ini, Kitab Injil Perjanjian Baru juga mnyebutkan bahwa orang yang selamat ketika terjadi hantaman meteor ke bumi adalah orang-orang ahli sujud, yaitu orang-orang yang mempunyai materai [tanda] Allah di dahinya. Dalam hal ini adalah tanda sujud di dahi [fenomena materai/ tanda sujud ternyata hanya dimiliki kaum Muslimin karena amalan shalat mereka]. Injil Kitab Wahyu 9: 1-6 menyebutkan: “Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lubang jurang maut. Maka dibukanyalah pintu lubang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lubang itu bagaikan asap dari tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lubang itu. Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi. Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusak rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan atau pepohonan, melainkan hanya manusia yang tidak memakai materai Allah di dahinya.” Materai yang dimaksud tidak lain kecuali bekas sujud yang dilakukan oleh kaum Muslimin ketika sujud. Maka orang yang selalu sujud [shalat] akan terhindar jauh dari bahaya, seperti ditegaskan sebelumnya. Jelas sekali bahwa shalat memberi perlindungan bagi setiap pelakunya.

Sebenarnya, setiap hari kita mendapatkan gelombang magnet yang berasal dari bumi. Gelombang tersebut berada dalam ambang batas yang diperlukan bagi kehidupan manusia. Bila manusia kekurangan magnet [defisiensi magnet], dari luar [magnet bumi], maka hal itu akan menimbulkan efek negatif bagi peredaran darah. Kita mesti ingat bahwa sel-sel darah manusia mengandung unsur besi, yaitu berada dalam hemoglobin. Unsur besi inilah dengan pengaruh medan magnet bumi, menjadikan darah manusia mengalir normal. Unsur besi dalam tubuh manusia inilah yang mampu menerima induksi magnetik, yang dalam skala normal, induksi magnetik akan berguna bagi manusia. Bila tubuh kekurangan zat besi, maka manusia akan lesu, lemah tidak bertenaga, bahkan bila berlarut-larut akan menyebabkan anemia [kekurangan darah]. Maka, sepantasnyalah bila kita memuji Allah, “Maha Suci Allah Yang menurunkan besi [al-hadiid] untuk kita semua.” Sebagaimana firman-Nya: “…Dan Kami menurunkan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong [agama]-Nya dan rasul-rasul-Nya, walaupun [Allah] tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa.” [QS. Al-Hadid: 25].

Ayat Alqur’an di atas menyebutkan bahwa besi mempunyai banyak manfaat bagi manusia, selain bermanfaat dalam dunia industri juga bermanfaat bagi kelangsungan organ tubuh manusia. Dr. Clifford R. Anderson, M.D. dalam bukunya, Modern Ways to Healt, menyebutkan, “Mineral lain yang amat penting adalah besi, karena termasuk dalam reaksi hidup yang paling utama. Tanpa zat ini kita tidak dapat hidup sesaat pun. Zat besi sangat penting untuk keselamatan seluruh bagian tubuh.” Kandungan zat besi dalam tubuh kita, yang terbanyak terletak di dalam sel darah merah, di mana terbentuk hemoglobin. Inilah zat merah yang memberi warna darah. Hemoglobin berfungsi mengalirkan oksigen ke seluruh jaringhan tubuh dan menjaga kelanjutan hidup kita. Tiap-tiap sel darah mengandung 250 juta molekul hemoglobin dan satu miliar atom besi. Zat-zat besi yang dibawa sel darah merah inilah yang mengalir ke seluruh tubuh, sehingga setiap sel organ tubuh dapat menjalankan tugasnya dengan normal. Maka, betapa bahayanya bila tubuh kita kekurangan zat besi. Zat besi dapat kita peroleh dari makanan yang mengandung zat besi yaitu telur, kentang, sayuran hijau, biji-bijian yang masih berkulit ari, dan lain-lain.

Perpaduan unsur besi [hadiid] dalam darah manusia dan pengaruh medan magnet bumi, menjadikan peredaran darah berjalan lancar. Bila kekurangan medan magnet, maka manusia akan mengalami sindrom Defisiensi Magnet yang mengakibatkan kekakuan pada bahu dan leher, muncul kegelisahan, kepala terasa berat dan pusing, kesulitan tidur serta kelelahan. Dr. Ulrich Warnke, M.D, dalam tulisannya yang berjudul Magnet to Overcome Pain, The New Healing Method, mengatakan, “Magnetic energy has a beneficial effect on blood circulation, lymph flow, hormone production, nerves and muscles.” [Energi magnetik mempunyai suatu efek yang bermanfaat terhadap peredaran darah, aliran getah bening, produksi hormon, jaringan saraf, dan otot-otot]. Begitu juga sebaliknya, bila medan magnet terlalu besar, maka hanya akan membahayakan kehidupan manusia.

Dari pembahasan di atas, terdapat benang merah antara kesehatan manusia dengan shalat. Darah manusia yang mengandung zat besi tersebut akan lancar sirkulasinya manakala terinduksi oleh magnet bumi. Hal ini dapat diwujudkan melalui shalat [sujud]. Maka shalat yang disyariatkan oleh Allah kepada kaum Muslimin tersebut bertujuan untuk menyelamatkan manusia dari aneka ragam kelesuan. Sesuai dengan namanya, Islam artinya selamat, dan tiang agama Islam adalah shalat, maka shalat mengandung keselamatan yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia. Memang Islam diturunkan buat seluruh manusia. Anda ingin selamat? Jalan yang harus Anda tempuh adalah membangun shalat. Sekian, Hayya ‘alash shalah! [Edisi Pebruari 2010].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar